Oleh: Dyah Roro Esti, B.A, M.Sc – Anggota BKSAP F-Golkar
SAAT ini adalah momentum yang sangat luar biasa bagi Indonesia, mengingat selain perhelatan Inter Parliamentary Union (IPU) yang digelar di Bali, Indonesia juga adalah presidensi G20. Jadi ini momentum yang sangat luar biasa dan saya berharap bahwa dari momentum ini kita juga bisa menghasilkan terobosan-terobosan yang pada sejatinya dibutuhkan oleh bangsa.
Berkaitan mengenai perubahan iklim (climate change), bahwa climate change ini merupakan isu utama yang dibahas pada ajang IPU tahun ini di Bali. Ini sangat amat besar relevansinya terhadap Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi Paris Agreement tahun 2016. Waktu itu diundangkan melalui Undang-undang nomor 16 Tahun 2016. Kita juga berkomitmen mengurangi emisi karbon sebesar 29% dan juga 41% dengan bantuan ternasional.
Saya ingin mengingatkan juga bahwa 192 negara telah meratifikasinya. Komitmen lintas negara ini sangat dibutuhkan untuk bagaimana caranya kita bisa menekankan ataupun mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.
alau kita berbicara mengenai sektor energi karena kebetulan saya juga latar belakangnya di Komisi VII yang membidangi energi, riset inovasi dan industri, 30% dari total emisi karbon kita itu datang dari sektor energi.
Pekerjaan rumah kita banyak sekali, karena ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil ini masih tinggi. Kita harus akui bahwa energi fosil atau sektor ini berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dan juga telah menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat banyak dan terciptanya multiplier effect.
Menyikapi kondisi ini kita mendorong transisi. Kita mengetahui bahwa transisi ini membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang. Bagaimana kita bertransisi dari yang tadinya mayoritas dari misalnya pembangkit listrik kita berdasarkan energi fosil menjadi momentum tersendiri untuk bisa mendorong ke energi terbarukan.
Kalau kita lihat para mitra kerja kami juga sangat berkomitmen. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri untuk mendorong percepatan energi terbarukan. Kita melihat ada beberapa hal yang dilakukan dengan implementasi dari PLTS rooftop ataupun pembangkit listrik yang juga berbasis energi terbarukan saat ini sedang dilakukan. MOU-nya sedang di dorong.
IPU menurut saya bisa menjadi momentum untuk bagaimana seluruh negara yang hadir bisa saling menguatkan satu sama lain dalam isu perubahan iklim.
Indonesia juga tengah mendorong sebuah undang-undang (UU) terkait energi terbarukan. UU ini bisa menjadi peluang untuk mengundang investasi dari berbagai negara. Pertemuan IPU ini merupakan ajang untuk kita membahas lebih detail bagaimana lintas negara bisa bekerja sama.
Selama ini ada beberapa perusahaan ataupun duta besar yang datang untuk mendiskusikan secara rinci bagaimana negara ini bisa bekerja sama. Saya rasa IPU bisa menjembatani karena melibatkan lebih banyak negara. Ini bisa menjadi momentum dan saya berharap seperti yang disampaikan sebelumnya, ada sebuah resolusi, komitmen besar bagaimana kita secara keseluruhan bisa merealisasikan transisi energi, karena emisi karbon yang datang dari sektor energi itu sangat amat melimpah.
Kembali lagi ke soal isu lingkungan. Pada dasarnya lingkungan ini kan bukan hanya terkait energi, tetapi juga bagaimana kita bisa mengurangi kerusakan lingkungan. Bagaimana kita mengurangi deforestasi dan lain juga merupakan topik yang patut kita bahas bersama.
Kebetulan saya hadir pada sesi yang melibatkan isu-isu tersebut dalam pertemuan IPU di Bali. Mudah mudahan itu juga bisa merupakan momentum tersendiri bagaimana para pemuda di parlemen bisa menyuarakan aspirasi negaranya. Terkait isu-isu yang mendesak, baik itu berkaitan tentang penanganan Covid-19 juga climate change yang akan berdampak pada generasi mendatang.
Maka dalam pertemuan IPU tersebut, kita akan menggunakan hak suara kita untuk bisa mencapai sebuah resolusi. Paling tidak bagaimana semua negara ini bisa lebih komit dan bagaimana pula komitmen dari para pemerintah di negaranya masing-masing. Semua itu harus kita presentasikan dan dengarkan.
Dari semua perhelatan internasional seperti IPU, MotoGP Mandalika dan presidensi G20, Indonesia selayaknya mendapat benefit atau manfaat.
sumber: asiatoday.id