kabargolkar.com, JAKARTA - Situasi tak terduga mengguncang 2020, mulai dari bencana alam baik dari elemen air, tanah, dan api semua bergejolak bergantian di 4 bulan pertama di tahun ini. Setelah sejumlah bencana alam terjadi, muncul lah sebuah wabah pandemic, bertajuk corona virus disease 2019 (covid-19) yang seketika menghentikan sementara sebagian besar kegiatan manusia di bumi.
Dyah Roro Esti Widya Putri, legislator muda Fraksi Partai Golkar, memperhatikan bagaimana kondisi bumi saat ini. “Ini merupakan pertanyaan yang menarik dan cukup layak dikaji, sebagai pengalihan sejenak perhatian kita seputar kasus covid-19 dalam perspektif kesehatan. Faktanya, ada sedikit waktu untuk ‘bernafas’ bagi bumi untuk rehat sejenak dari segala dampak aktifitas manusia,” ujarnya melalui rilis yang diterima kabargolkar, Rabu (22/4/2020) malam.
Salah satu bukti nyatanya, adalah bahwa kualitas udara membaik sejak mobilitas kendaraan bermotor berkurang. Tidak hanya itu, berkurangnya kegiatan industri juga membuat pabrik-pabrik besar tidak lagi banyak menimbulkan limbah-limbah yang mencemari air maupun udara. Keadaan ini merupakan hal yang perlu disyukuri dan pelihara, sehingga keberlanjutan dari pemulihan kondisi Bumi ini terus berlangsung.
Namun ternyata aktivitas manusia yang dibatasi dalam skala besar akibat pandemi ini tidak serta merta menghentikan seluruh produksi limbah.
Roro Esti memandang, bahwa menjadi tantangan bersama saat ini, adalah manajemen limbah atau waste management. Meskipun kegiatan industri mengalami penurunan, dalam situasi ini justru kegiatan rumah tangga meningkat yang artinya limbah rumah tanggapun tetap ada bahkan meningkat. Pengelolaan limbah rumah tangga sangat memerlukan pengelolaan yang baik.
“Saat ini pun kita dapat melihat bahwa konsumsi plastik pun kembali meningkat, ini berkaitan dengan maraknya penggunaannya sebagai packaging berbagai bantuan yang sedang digencar dilakukan berbagai pihak,” jelasnya.
Laporan di Wuhan, China, memperlihatkan terjadinya kenaikan jumlah sampah sebesar 4 kali lipat (lebih dari 200 ton/hari). Dalam situasi pandemi, plastik dinilai memang praktis dan cepat untuk digunakan sebagai pembungkus segala material. Tidak hanya plastik, sejumlah limbah medis yang bersifat sekali pakai pun meningkat.
“Maka langkah yang paling tepat dilakukan adalah memberikan perhatian lebih, dan meningkatkan kualitas dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan saat ini,” demikian tutur alumni Imperial College London ini.
Menurut Roro Esti, Waste management diperlukan untuk mencegah timbulnya masalah lain terkait limbah yang berdampak pada kondisi bumi baik dalam, maupun setelah fenomena pandemi covid-19. Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir. Di Indonesia pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha. Karenanya kita tetap bisa berkontribusi.
“Dalam upaya menjaga kesehatan bumi, setiap individu memiliki peran. Kita bisa mulai dari hal yang kecil seperti membawa kantong belanja sendiri, atau membawa minum dengan tempat minum (tumbler) sendiri, sehingga tidak perlu memakai material berbahan plastik yang bersifat sekali pakai,” tutur legislator muda Jatim X itu.
“Kita juga bisa memanfaatkan botol atau kantong belanja dari plastik untuk bisa digunakan kembali, atau sebagai material dalam membuat barang lain yang bermanfaat,” pungkasnya.
sumber : kabargolkar.com