TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Sebanyak 4.000 rumah keluarga di Lamongan Jawa Timur kini tengah menikmati Jaringan Gas Bumi (Jargas) yang digagas Kementerian ESDM RI.
Jargas di Lamongan ini adalah salah satu proyek strategis nasional, sebagai bentuk komitmen Pemerintah untuk menyediakan energi yang bersih dan murah bagi masyarakat, serta bersumber dari dalam negeri.
Peresmian Jargas dilakukan dengan acara seremonial di pelataran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan dengan menerapkan protokol kesehatan (Promes) oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM RI, Tutuka Ariadi, Jumat (18/12/2020).
Menurut Tutuka Ariadi, ketersediaan gas di Indonesia sangat besar, sehingga penting untuk dimanfaatkan, termasuk Jargas di Lamongan ini.
“Ketersediaan gas di Indonesia berlebih untuk kebutuhan dalam negeri. Pemerintah terus mengupayakan penggunaan gas ini untuk kebutuhan domestik dan mengurangi impor,” ungkap Tutuka Ariadi.
Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti Widya Putri yang turut mendampingi diacara tersebut menyatakan, bahwa penggunaan Jargas lebih murah dibandingkan LPG serta lebih baik dari segi kemanfaatannya.
“Jargas ini dibuat dengan bahan metana yang jumlahnya dapat dipenuhi dari dalam negeri dan suplainya melimpah, ” katanya.
Sementara Elpiji diproduksi dari propana, dimana dalam pemenuhan untuk negeri, 60 persen masih impor. Sehingga dengan Jargas ini ini betul-betul bisa bermanfaat.
Menurut Bupati Lamongan, Fadeli, Jargas sebanyak 4000 sambungan rumah (SR) di Lamongan masih sangatlah kecil, baru sebesar 1 persen jika dibandingkan dengan jumlah rumah tangga di Lamongan. Makanya pada 2021, akan ditambah untuk 6000 lagi untuk sambungan rumah tangga.
“Saya harap bisa lebih dari itu. Saya juga berterimakasih, karena program ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat. Semoga kedepannya baik skala rumah tangga maupun skala industri dapat dimaksimalkan,” harap Fadeli kepada Tribun Jatim.
Penggunaan Jargas lebih menguntungkan, karena masyarakat bisa lebih hemat biaya. Tidak perlu lepas-pasang regulator, terlebih bagi yang takut memasang regulator, tidak perlu mengangkat tabung gas, tidak bingung saat tengah malam gas habis, lebih murah, dan lebih aman.
“Sudah 3 bulan sejak Agustus saya menggunakan ini (Jargas), memang lebih hemat, lebih aman dibanding gas tabung. Kalau dihitung rata-rata perbulan selisihnya hampir 300 ribu. untuk menggoreng banyak juga tidak perlu ganti-ganti tabung lagi,” ungkap penjual gorengan, Achmad Tawakul.
Salah satu ibu rumah tangga, Mila, mengungkapkan pengalamanjya memakai Elpiji, ia mengaku dibayangi rasa takut berlebih saat memasng regulator. Bahkan ketika gas Elpiji habis, Mila memilih untuk tidak memasak ketika.
“Sekarang bisa lebih nyaman setelah memakai Jargas karena tidak perlu lagi melepas-pasang regulator, ” kata Mila kepada TribunJatim.com.
Data yang ada menunjukkan, jaringan Jargas di Lamongan terbagi dalam 7 sektor. Sektor 1 meliputi Kelurahan Tumenggungan sebanyak 947 SR, Sektor 2 Kelurahan Sukorejo dengan jumlah 674 SR, Sektor 3 dan 4 melayani Kelurahan Sidoharjo dan Telogo Anyar sebanyak 949 SR, sektor 5 Kelurahan Jetis berjumlah 463 SR, sektor 6 dan 7 melayani Kelurahan Banjarmendalan dan Sidokumpul sebanyak 967 SR.(Hanif Manshuri/Tribunjatim.com)
sumber : tribunjatim.com